Sabtu, 14 November 2015

Internastional Student Day, KP-FMK Serukan Mogok Belajar!



INTERNASIONAL STUDENT DAY:
LAWAN KOMERSIALISASI PENDIDIKAN DAN UPAH MURAH!

I.                    Perkembangan Neoliberalisme di Indonesia
Sejak masuk menjadi negara anggota World Trande Organization (sebelumnya bernama GATT tahun 1994 di Maroko berubah menjadi WTO), IMF, dan World Bank, system ekonomi politik Indonesia mulai menunjukan perubahan drastis menuju sebuah tatanan ekonomi neoliberalisme. Lembaga-lembaga dunia ini memuluskan jalan bagi kehendak system neoliberalisme. Neoliberalisme merupakan system mutakhir dari kapitalisme yang mengutamakan perdagangan bebas, ekspansi pasar, privatiasi/penjualan BUMN, deregulasi/penghilangan campur tangan negara, dan pengurangan peran negara dalam layanan social (public service).

Kamis, 12 November 2015

Dukungan KP Federasi Mahasiswa Kerakyatan Untuk Kaum BUruh Indonesia

KP Federasi Mahasiswa Kerakyatan Memperingati ISD (International Student Day), 
Federasi Mahasiswa Kerakyatan Mendukung Pemogokan Nasional Buruh. 

Tanggal 17 November 2015, adalah hari dimana seluruh pelajar dan mahasiswa, di seluruh dunia merayakannya sebagai harinya mereka. Di negara-negara eropa, asia, termasuk Indonesia, sudah berapa tahun ini, para pelajar dan mahasiswa turun ke jalan, berdemonstrasi, protes untuk menuntut satu hal yang sama: menolak komersialisasi pendidikan (Education Not For Sale). Dan tahun ini, KP – Federasi Mahasiswa Kerakyatan, juga akan turun ke jalan. Seluruh organisasi mahasiswa yang merupakan anggota KP-Federasi Mahasiswa Kerakyatan secara serentak akan melakukan aksi massa. Jambi, Yogya, Serang, Ciputat, Jakarta, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Surabaya, Samarinda, Ternate, Mamuju, Makassar, Palu dan Luwuk. 

Kamis, 05 November 2015

MELINGKARLAH! LINGKARILAH YANG MAJU, KELILINGI YANG RAGU!!!




(Sebuah Solidaritas dan Salam Perkenalan
Untuk kawan-kawan Lingkar Mahasiswa Kerakyatan – Mamuju)

Sekilas Situasi Nasional
Sistem ekonomi politik neoliberalisme, paska 1998, ternyata berbalik arah dari ekspektasi gerakan mahasiswa saat menjatuhkan rezim dictator militeristik, Soeharto. Gerakan mahasiswa saat itu terkesan fokus pada senjata dan anti demokrasi ala orde baru. Sehingga euforia akan hadirnya demokrasi yang sejati membuat gerakan mahasiswa cenderung lupa bahwa selama 32 tahun Soeharto sukses menghidupkan watak-watak anti demokrasi, KKN, dan borjuisme di dalam pemerintahan, serta yang terpenting menyuburkan aliran investasi modal asing dan swasta berikut kekuatan militer Tentara dan polisi di seluruh Indonesia.

Federasi Mahasiswa Kerakyatan: Alat Persatuan Perlawanan Mahasiswa

 Oleh: Accunk Nebbo
Apa Itu Federasi Mahasiswa Kerakyatan

Federasi Mahasiswa kerakyatan adalah Organisasi Perjuangan Mahasiswa yang bergerak, belajar dan berjuang tentang persoalan kerakyatan. Berangkat dari situasi objektif kemunduran gerakan mahasiswa pasca 1998, ide untuk membangun Federasi Mahasiswa adalah memasuki babak baru upaya membangkitkan kembali gerakan mahasiswa. Dalam situasi ekonomi politik yang anti rakyat ini, menggerakkan kaum pemuda terdidik terlibat dalam merespon persoalan persoalan rakyat. Federasi adalah sebuah gabungan organisasi/komunitas dengan sistem dimana organisasi yang ada bekerja sama dan membentuk kesatuan gerak dengan sebuah landasan/platform yang ditentukan kemudian. Dengan kata lain sistem yang ada di Federasi tidaklah meleburkan organisasi yang ada didalamnya (Non Unitaris).

Senin, 18 Mei 2015

Refleksi 17 Tahun Reformasi: Melawan Politik Orde Baru!


Rezim militer Suharto (orde baru) memiliki konsep “massa mengambang”, hal ini berarti  dijauhkannya rakyat dari aktivitas politik. Keterlibatan aktif rakyat dalam berpolitik, berpartai, berorganisasi, berdemonstrasi, rapat-rapat akbar,  dan mogok dihancurkan oleh rezim militer Suharto, sebab hal ini bertentangan dengan konsep massa mengambang. Disisi lain konsep politik massa mengambang memuluskan menguatnya kekuatan imprealis dan masuknya modal asing sebab segala penentuan kebijakan sepenuhnya milik rezim militer Suharto.

Adanya akumulasi kemarahan atas penindasan dan tekanan yang dilakukan oleh rezim militer Suharto di tambah lagi krisis ekonomi yang menyebabkan rakyat semakin sengsara. Ini menyebabkan perjuangan rakyat mencapai puncak kemarahannya untuk menggulingkan rezim Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Dengan pernyataan mundurnya Soeharto jadi presiden menandakan babak baru dalam dunia ekonomi politik Indonesia. Bagaimana itu bisa terjadi ?

Kamis, 14 Mei 2015

SERUAN NASIONAL PERINGATAN 21 MEI 1998

 MOMENTUM HARI KEJATUHAN SOEHARTO: TUNTASKAN PERJUANGAN DEMOKRASI 1998

Gerakan 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan ini berhasil memaksa Soeharto  turun dari jabatannya sebagai Presiden pada tangal 21 mei 1998 setelah 32 tahun berkuasa sejak Pembantaian massal rakyat indonesia 1965  hingga tahun 1998. Gerakan 98 merupakan tonggak pembukaan ruang demokrasi yang selama 32 tahun tidak ada kebebasan sama sekali mulai dari kampus hingga di  lingkungan sosial masyarakat secara umum.

Namun perjuangan Demokrasi 98 sesungguhnya belum tuntas, soeharto memang telah tiada tapi politik orde baru masih berdiri kokoh hingga saat ini. Demiliterisasi (berhentinya proses militerisasi) merupakan salah satu yang diperjuangkan oleh gerakan 98 belum lagi tercapai.  Kalau Soeharto dulu merangkul militer menjadi tulang punggung utama dipemerintahannya, kini pemerintahan jokowi juga demikian. Mereka ini, sisa-sisa Orde Baru terus-menerus melakukan manuver politik  agar dosa-dosa mereka tidak pernah terbongkar dan bisa mempertahankan status quo. Akibatnya, agenda-agenda perjuangan 98 seperti demiliterisasi, pemberantasan KKN dst dst, terus terganjal.

Selasa, 12 Mei 2015

Peringati Trisakti, Mahasiswa Jogja Tuntut Pendidikan Gratis!



Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta hari ini (12/05) memperingati tragedi Trisakti yang terjadi 17 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1998 saat mahasiswa dan rakyat hendak menggulingkan rezim otoriter Soehart. Peristiwa ini menyebabkan beberapa mahasiswa Trisakti meninggal karena ditembaki aparat militer. Peringatan ini digelar dalam bentuk aksi massa di kampus UIN dan pertigaaan UIN Sunan Kalijaga. Aksi yang digelar kali ini, Cakrawala beraliansi dengan kawan-kawan organisasi mahasiswa diantaranya FAM-J, PMII, FMPR, SMI, Perempuan Mahardhika dan LMND dengan nama aliansi Refleksi Tragedi Trisakti.

Aksi yang di mulai pukul 14.00 mengangkat tema “Tolak Kapitalisasi Pendidikan, Bangun Persatuan Mahasiswa Berkarakter Kerakyatan”. Menurut koordinator lapangan kawan Ali Akbar Muhammad, isu yang diangkat soal pendidikan di Indonesia. Menurutnya pendidikan di Indonesia sangat mahal dan tidak dapat diakses oleh rakyat miskin.  “Saat ini pendidikan telah dilempar ke pasar, salah satu bentuknya adalah Uang Kuliah Tunggal (UKT), inilah bukti nyata negara melepaskan tanggungjawabnya dalam pembiayaan pendidikan” kata kawan yang sering dipanggil Ali ini. 

Sabtu, 02 Mei 2015

GNP TUNTUT PENDIDIKAN GRATIS, DEMOKRATIS, ILMIAH DAN BERKARAKTER KERAKYATAN


Sabtu, 02 Mei 2015, sekitar pukul 13.30, sekitar 500an mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi mahasiswa di Yogyakarta membanjiri sepanjang jalan Malioboro. Hari ini, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas, massa yang menamakan diri Gerakan Nasional Pendidikan (GNP) menuntut pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan berkarakter kerakyatan. Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta adalah salah satu gerakan mahasiswa yang terlibat dalam GNP.

Menurut Adely Laode koordinator Cakrawala mengatakan bahwa paska Indonesia ikut menanda-tangani program WTO yaitu General Adjusment on Trade in Service (GATS), pendidikan langsung di lempar ke pasar sebagai salah satu komoditi dari industri jasa oleh pemerintah Indonesia. Sehingga pria dengan lesung pipi yang tak kentara itu menegaskan bahwa pendidikan mahal  tak terelakkan karena negara adalah boneka WTO.

Apa yang dikatakan Adely, tidak jauh berbeda seperti apa yang dikatakan oleh Barces Kabuseng. Pria berparas manis asal negeri Nikel, Halmahera, saat dimintai pendapat menuturkan bahwa Indonesia tidak punya syarat menjadi negeri dengan biaya pendidikan yang mahal. Pasalnya, negeri ini kaya dengan sumber daya alam. Tentu saja, jika SDA dikuasai dan dikelola oleh rakyat maka bukan saja pendidikan yang gratis tapi seluruh hajat hidup rakyat Indonesia akan terpenuhi.

Namun menurutnya, pendidikan gratis saja tidak cukup. Sebab saat ini di Indonesia, praktek anti demokrasi di kampus semakin nyata dilakukan oleh pihak kampus. Pemutaran film Senyap, film Samin VS Semen, diskusi-diskusi sejarah, LGBT, dll, dilarang keras di kampus. Mahasiswa harus berjuang kuat untuk itu. Makanya, yang dituntut pendidikan gratis, demokratis, ilmuah dan berkarakter kerakyatan. Tutupnya langsung berlalu masuk ke barisan massa aksi. Terlihat warna-warni bendera organisasi menambah menarik aksi siang menjelang sore ini. Tulisan di poster-poster menegaskan tuntutan – tuntutan GNP secara bersama, misalnya: Cabut UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Uuno 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi serta beberapa regulasi pendidikan yang dianggap memberikan legitimasi pada swastanisasi dunia pendidikan.

Pukul 18.15, GNP membubarkan diri dengan tertib. “Ini bulan Mei. Bulan perlawanan rakyat Indonesia. Saya kira kawan – kawan GNP sudah menyepakati bahwa front ini tidak akan berhenti hanya pada tanggal 02 Mei saja. Tapi akan ada kelanjutannya” tutup Adely.


Oke, kita tunggu aksi selanjutnya. Semangat terus ya, kawan. Semoga ada perubahan di dunia pendidikan. Bersatulah gerakan mahasiswa. J (Tinta Merah)

Kamis, 30 April 2015

SERUAN AKSI NASIONAL HARI BURUH DAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL 01 – 02 MEI 2015


TUNTUT KESEJAHTERAAN BURUH & PENDIDIKAN GRATIS, ILMIAH DAN DEMOKRATIS!

Selamat datang di bulan Mei, bulan perlawanan rakyat. Di Indonesia, bulan Mei menjadi bulan yang penuh dengan peristiwa perlawanan rakyat. Terutama 01 Mei atau Hari Buruh se dunia dan  02 Mei yaitu Hari Pendidikan Nasional. 2 hari ini direspon dengan aksi berturut-turut oleh gerakan buruh dan mahasiswa.

I.                    Kapitalisme Mengeksploitasi Buruh, Memprivatisasi Pendidikan
Proyek pembangunan Industrialisasi di Indonesia yang di mulai sejak 1967 hingga kini nyatanya tak sebanding dengan membangun kesejahteraan buruhnya. Kondisi kehidupan buruh cukup mengenaskan. Buruh, sang produsen sekaligus sumber penghasil profit bagi pengusaha, mendapati hidupnya dalam kesengsaraan. Hasil produksi tangannya sendiri pun tak sanggup dinikmati oleh buruh karena upah yang sangat jauh dari kebutuhan hidup layak. Belakangan ini, gerakan buruh terus menuntut hak normatif, salah satu adalah upah layak. Tuntutan ini bukan tanpa landasan dan penuh perhitungan, upah yang

Kamis, 02 April 2015

AKSI SOLIDARITAS MAHASISWA UNTUK REMBANG


Jogja – Kamis 2 april 2015 sekitar pukul 11.00 siang, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rembang (AMPERA) menggelar aksi solidaritas untuk Rembang. Aksi ini dimulai dari depan gedung agung malioboro hingga perempatan titik 0 kilometer. Dalam orasinya mahasiswa menyampaikan secara tegas menolak pembangunan pabrik semen di Rembang karena akan merusak lingkungan serta dapat melenyapkan sumber penghidupan masyarakat setempat. Menurut Ali akbar koordinator lapangan AMPERA saat ditemui di sela-sela aksi mengatakan aksi  yang dilakukan selain bertujuan untuk mendukung perjuangan warga Rembang yang hari ini sedang mengajukan gugatan ke PTUN Semarang, juga untuk menekan pemerintahan dan penegak hukum agar berlaku adil dalam proses pengambilan putusan di persidangan. Ali juga menambahkan bahwa aksi solidaritas ini tidak hanya digelar di Yogyakarta tetapi digelar secara serentak oleh KP-FMK dengan melibatkan mahasiswa di daerah-daerah lainnya seperti Balikpapan, Samarinda, Palu, Makassar, Medan, Purwokerto, Jakarta, Semarang, Banten dll.

Kamis, 26 Maret 2015

Diskusi dengan Camila Vallejo dan Noam Titelman

Kemarahan Baru Langkah Pertama 

Wawancara oleh : Zoltan Gluc;
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh : Budi Wardoyo

Pada tahun 2012, mobilisasi mahasiswa-pelajar terbesar sepanjang sejarah Chili mulai memanas. Camila Vallejo dan Noam Titelman, temasuk bagian yang paling aktif dalam pergerakan ini. Mereka merefleksikan strategi, taktik, mengatur stuktur, dan mengambil pelajaran dari bertahun tahun perjuangan tentang pendidikan.

Camila Vallejo dan Noam Titelman, dua pemimpin yang paling menonjol dari gelombang perlawanan mahasiswa Chili, yang dimulai sejak 2011.


Wawancara ini dilakukan pada bulan Oktober 2012, ketika mereka diundang ke Washington DC untuk menerima “Letelier-Moffitt Human Rights Award”. Selama rangkaian kunjungan di New York, mereka bertemu dengan organiser mahasiswa dari Amerika Serikat dan Quebec, serta memberikan ceramah di  Graduate Center, City University of New York(CUNY), di mana pimpinan mahasiswa dari seluruh Amerika membahas soal strategi,taktik, pembangunan organisasi, serta menyimpulkan pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya.

PERNYATAAN SIKAP ALIANSI MAHASISWA JOGJA PEDULI REMBANG (AMJ-PR)


Aksi Petani Rembang dan Mahasiswa di UGM
(Jumat, 20 Maret 2015)
Selain Grobogan dan Pati di Jawa Tengah, Rembang adalah salah satu bagian tak terpisahkan dari Pegunungan Kendeng. Daerah Pegunungan Kendeng termasuk area pegunungan karst yang menyimpan banyak sumber mata air. Air di sini mempunyai peran vital, karena mampu memberi penghidupan kepada warga sekitar Pegunungan Kendeng yang sebagian besar adalah petani. Rencana pendirian pabrik semen di bumi Rembang akan berdampak buruk terhadap kehidupan petani disana, diantaranya adalah sumber mata air akan rusak, lahan pertanian semakin sempit, dan relasi sosial yang melekat dalam kultur masyarakat agraris akan hancur. Artinya, pembangunan pabrik semen di Rembang yang diklaim ingin memberi kesejahteraan, sebenarnya merupakan pengahancuran pertanian dan ancaman besar atas kedaulatan pangan di negeri ini. Apalagi, Jawa sendiri termasuk pulau terpadat penduduknya yang otomatis mempunyai kebutuhan pangan sangat tinggi.

Rabu, 25 Maret 2015

Panggung Rakyat NOL KM Menolak Penggusuran

Jogja – Minggu, 22 Maret 2015 sekitar pukul 18.00, di depan Gedung Agung telah ramai dengan para wisatawan dan warga yang sekedar datang untuk menikmati keindahan kota Jogja. Namun, malam ini ada yang unik dan berbeda. Ratusan massa tengah berkumpul di lapak seberang monumen 1 Maret. Mereka tengah sibuk menata alat musik dan sound system. Ada juga yang memasang baliho besar di tiang lampu hias dekat monumen Batik. Baliho itu bertuliskan “Tolak Penggusuran Pedagang Asongan Di NOL KM”. Ya, inilah agenda Panggung Rakyat (PAMER) Menolak Penggusuran yang digelar oleh Pedagang Merdeka NOL KM. 

Senin, 23 Maret 2015

SAMIN VS SEMEN! (PERLAWANAN RAKYAT REMBANG TERHADAP PT.SEMEN INDONESIA)

Seruan Solidaritas Untuk Rembang

Pegunungan Kendeng Darurat Tambang


Sekilas kendeng

diambil dari:
http://dignidadrebelde.com/rebelde/media/images/7/c/
201e38a31430775c8e005710b6c1d8.jpg
Seumpama bangunan, Pegunungan Kendeng Utara selama ini berfungsi sebagai menara air (tandon) terakhir bagi warga di beberapa kabupatendi Jawa Tengah, yaitu Blora, Grobogan, Rembang dan Pati (Blogorempa) dengantotal pengguna air mencapai sekitar 4.120.789 jiwa. Ratusan mata air menjaditempat-tempat penting bagi warga di kawasan ini untuk memanfaatkan sistemsungai bawah tanah yang merupakan ciri spesifik kawasan karst. Sehingga takheran jika kawasan ini tak pernah mengalami kekeringan walaupun kondisipermukaannya merupakan batuan kapur.
Selain potensi air, di wilayah ini juga memiliki kekayaan sejarah dan arkeologi yang sangat besar. Berbagai peninggalan bersejarah dari kisah pewayangan, zaman Hindu-Budha, zaman kewalianhingga cerita perjuangan revolusi kemerdekaan terhampardi kawasan ini. Dengan ritual pemuliaan tanah dan tempat bersejarah yangterus dilakukan oleh warganya, Kendeng benar-benar menjadi sebuah museum hidup.

Namun, kini warga Kendeng harus menyingsingkan lengan baju, mengencangkanbarisan perlawanan bagi banyak investorpabrik semen yang ingin merusak wilayah kami. Tercatat beberapa perusahaansedang dan akan menjalankan aksinya di beberapa kabupaten:

Minggu, 22 Maret 2015

Belajar Dari Rakyat #Rembang, Mahasiswa Siap Solidaritas

Jumat lalu, 20 Maret 2015, rakyat Rembang bersama beberapa organisasi mahasiswa dan rakyat Yogyakarta menggungat UGM. Gudangnya para intelektual itu digeruduk oleh rakyat dan mahasiswa karena sang dosen telah bersaksi palsu, menguntungkan PT. Semen Indonesia di sidang PTUN (Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara) Semarang.
Aksi Ibu-ibu Rembang dan Mahasiswa di kampus UGM
Mengapa mahasiswa penting mendukung perjuangan rakyat rembang mendorong marsinahfm.com untuk menemui salah satu organisasi mahasiswa Yogyakarta terkait dukungannya pada rakyat Rembang. Wawancara tersebut dilakukan oleh Tinta Merah, kontributor marsinahfm.com terhadap Mardhan. dari  Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta yang tergabung di KP FMK (Komite Persiapan Federasi Mahasiswa Kerakyatan).

Sabtu, 21 Maret 2015

SERUAN AKSI SOLIDARITAS MAHASISWA UNTUK REMBANG 27 MARET 2015

—SERENTAK DISELURUH INDONESIA
Poster Solidaritas Mahasiswa Untuk Rembang
Pada tanggal 26 Maret bertepatan dengan sembilan bulan sepulu hari ibu-ibu rembang bertahan di tenda perjuangan melawan pendirian Pabrik semen. Sekarang ini situasinya semakin represif, warga di isolasi oleh aparat dan pihak keamanan Pabrik semen dengan cara mendirikan Posko keamanan dekat tenda perjuangan ibu-ibu itu. Warga yang mau datang ke tenda dipersulit dan solidaritas dari luar tidak diperbolehkan untuk masuk oleh aparat keamanan itu. Inilah bentuk intimidasi yang paling nyata.

Jumat, 20 Maret 2015

Mengecewakan Rakyat, UGM Digeruduk


Warga Rembang dan Mahasiswa geruduk UGM
Jogja – Jumat, 20 Maret 2015, pagi hari pukul 09.00, di depan Food Park lembah, ratusan  massa datang menggeruduk kampus UGM. Ratusan massa ini terdiri dari warga Rembang dan Mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta. Spanduk, baliho dan poster dibentangkan dengan tullisan-tulisan yang beragam diantaranya ‘Semenmu mengeraskan Nuranimu’, ‘Jangan kau gunakan kecerdasanmu untuk membodohi’. Melihat itu, pihak keamanan kampus sempat menutupi portal menuju fakultas kehutanan yang menjadi tujuan massa aksi namun akhirnya dibuka kembali setelah dinegosiasi. Aksi ini dilakukan untuk menuntut pihak UGM bertanggung jawab dan mengambil tindakan tegas kepada dua dosen yang memberikan kesaksian palsu dalam persidangan PTUN. Seperti yang telah diketahui, warga Rembang tengah berjuang melawan PT. Semen yang dibangun di pegunungan Kendeng. Perusahaan ini dinilai akan memberikan dampak negatif terhadap alam terutama  mata air sebagai sumber penghidupan masyarakat Rembang. Namun, hingga kini perjuangan yang dimulai dari tahun 2006 masih belum juga di dengar oleh pemerintah. Ironisnya, para intelektual yang harusnya membela rakyat malah membela pengusaha semen.

#Rembang Melawan: UGM Kampus Rakyat, Dosennya Berkhianat


Warga Rembang dan Mahasiswa Jogja Geruduk UGM
Jogja – #RembangMelawan. Mendengar dan melihat kesaksian dari dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Eko Haryono dan Heru Hendrayana di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang, pada Kamis, 19 Maret 2015 kami prihatin dan kecewa. Keterangan kedua dosen tersebut telah mengkhianati rakyat. Keduanya bersaksi untuk perusahaan, dan tidak sedikitpun berpihak pada rakyat yang berjuang mempertahankan sumber mata air dan kelestarian pegunungan Kendeng Utara.

Sukinah mewakili ibu-ibu mengatakan, yang kami ketehai UGM adalah kampus rakyat dan dibiayai dari pajak rakyat, sudah seharusnya membela kepentingan rakyat, dan ikut berjuang menyelamatkan sumber

Selasa, 17 Maret 2015

PERNYATAAN SIKAP PEDAGANG MERDEKA NOL KM YOGYAKARTA

“TOLAK PENGGUSURAN NOL KM & HENTIKAN PREMANISME TERHADAP PKL”

Belakangan ini di Yogyakarta, sering terjadi penggusuran. Baik itu punggusuran terhadap rumah warga yang tanahnya diklaim (oleh pemda) sebagai milik SAG/PAG, penggusuran terhadap warga pinggiran kali dan penggusuran terhadap Pedagang Kaki Lima atau PKL. Demikian juga nasib yang sama menimpa pedagang kali lima di seputaran Nol KM. Kawasan yang setiap sore hingga dini hari diramaikan oleh warga yang mencari hiburan atau sekedar datang melihat suasana kota jogja tersebut, ternyata menyimpan duka yang dalam bagi PKL yang mencari hidup di sana. Ratusan masyarakat yang mencari sesuap nasi dengan mendagangkan dagangan yang tak seberapa untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, malah mendapat respon negatif dari pemerintah kota.

Minggu, 15 Maret 2015

Sebuah Wawancara dengan Haidar (Salah Satu Panitia Pemutaran Film Senyap Yogyakarta)

*Melawan Kelompok Reaksioner, Memperjuangkan Demokrasi!
Wawancara kontributor marsinahfm.com (Iroy Mahyuni) dengan panitia pemutaran film Senyap di UIN, Haidar, Pimpinan Lembaga Pers Rhetor. Seperti sudah diketahui, pada hari Rabu 11 Maret 2015, Lembaga Pers Mahasiwa Rhetor bekerja sama dengan berbagai gerakan mahasiswa, tergabung dalam sebuah front bernama  Front Mahasiswa Se-DIY menggelar pemutaran film Senyap. Film dokumenter yang disutradarai oleh Joshua OppeinHeimer ini menceritakan seorang adik korban 65 mendatangi pelaku untuk menanyakan kenapa kakaknya dibunuh.
poster karya nobodycrop
Di Yogyakarta, film ini sudah di putar di beberapa komunitas. Namun sejak bulan Desember, pemutaran film ini mulai mendapat respon negatif dari kelompok ormas berkedok agama. Beberapa kampus seperti ISI, UGM dan Sanata Dharma didatangi kelompok ini dan berhasil membubarkan agenda pemutaran film tersebut. Tapi tidak untuk di UIN Sunan Kalijaga. Sejak pagi hari di UIN, puluhan massa bersorban dan berjubah putih yang mengatasnamakan Forum Umat Islam (FUI) pun

Selasa, 10 Maret 2015

Pernyataan Sikap Aliansi Mahasiswa Untuk Perempuan (AMUP)

“BANGUN PERGERAKAN PEREMPUAN MELAWAN KAPITALISME, PATRIARKI DAN POLITIK NEO ORDE BARU
WUJUDKAN KESETARAAN, KESEJAHTERAAN DAN KEDAULATAN UNTUK RAKYAT”

(Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta, FBLP, Social Movement Institute, Perempuan Mahardhika)


International Womens Day (IWD) atau Hari Perempuan Se Dunia diperingati setiap tanggal 8 Maret. Peringatan momentum ini memiliki sejarah yang panjang. Di awal abad 20, perempuan terus menuntut hak-hak politik, hak kondisi kerja di pabrik, jam kerja yang terlalu panjang, menghentikan pekerja dibawah umur dan perbudakan terhadap ras kulit hitam. Salah satu kemenangan yang dicapai adalah berlakunya 8 jam kerja dan penghentian mempekerjakan anak dibawah umur. Pada tahun 1910, konferensi Internasional Perempuan Pekerja digelar di Copenhagen, Denmark. Melibatkan 100 perempuan dari 17 negara. Clara Zetkin, perempuan sosialis asal Jerman mengusulkan agar seluruh negara memperingati hari perempuan se dunia pada tanggal yang sama. Tujuannya untuk memperkuat dan menyatukan kekuatan dalam menuntut hak-hak perempuan. Akhirnya, tanggal 8 Maret dipilih sebagai hari Perempuan Se Dunia.

Sabtu, 07 Maret 2015

Surat Untuk Ibu Di Hari Perempuan Se Dunia

(Bagian II)

Oleh: Tinta Merah

Embun terhisap mentari
Ia tak menyesal apalagi iri
Karena senja membawa hidup kembali
Lalu fajar membuka pagi

Tapi perempuan bukan embun
Jika dihisap harus merumpun
Kemarahan harus dihimpun
Agar penindas minta ampun!!!
***

Aku lupa menanyakan kekasihmu. Apa kabar dia? Aduhai. Kalian pasangan yang membuatku sering iri. Setiap mentari mulai mendayung lalu melabuh di pundak senja, kekasihmu, sang petani itu, mulai menuruni hamparan bukit cengkeh. Ketika sekarung pala di banting dari pundaknya, Ia tak bertanya di mana secangkir teh panas, namun yang dicari kehangatan pelukmu semata. Ah, Ibuku sayang. Engkau telah berhasil menemukan jarum di dalam gubuk jerami. Kekasihmu adalah seorang lelaki manis di antara jutaan lelaki sadis.

Rabu, 04 Maret 2015

Surat Untuk Ibu Di Hari Perempuan Se-Dunia

(Bagian I)
Oleh : Tinta Merah


Bak air mendidih meluap emosi
Tarian Tinta menyobek kertas relung
Amarahku tak tertakar
Tak  terkapar
Sebab hangatnya pelukmu satu-satunya penawar
Namun harga jarak tak bisa ditawar!

Seperti biasa, kutumpahkan
Kesal yang mengepal
Di atas lembaran tanpa sesal

***

Ibu...
Apa kabarmu?
Sehatkah kau di sana?
Ah, patutnya aku tak bertanya lagi. Sebab tentu kau tak sedang baik-baik saja. Bagaimana bisa kau sehat jika di saat para penguasa dan orang kaya tidur nyenyak di Pukul 01.00 dini hari, saat itu pula kau terpaksa harus bangun. Menyiapkan dagangan, menyapa fajar dalam ayunan langkah kaki, menelusuri gang-gang, lorong-lorong kampung demi kampung. Mendagangkan setitik harapan yang tak diharap para penguasa.

Minggu, 01 Maret 2015

SOLIDARITAS UNTUK WARGA GANE SERUKAN USIR KORPORASI SAWIT PT. KORINDO DAN LAWAN POLITIK PERAMPASAN TANAH!


Poster Aksi Budaya
Yogyakarta – Bertepatan malam minggu, Sabtu 28 Februari 2015, sekitar pukul 19.00, Alun-alun Kidul Yogyakarta mulai dipenuhi oleh muda-mudi dan warga lainnya yang sekedar datang mencari hiburan di tempat pariwisata tersebut. Hanya saja ada yang beda pada malam minggu kemarin, Alkid menjadi ramai oleh puluhan muda-mudi yang membuat lingkaran tepat di utara lapangan. Semakin membuat penasaran, karena lingkaran yang tadinya hanya puluhan tak lama menjadi kerumunan yang jumlahnya bisa ratusan. Bagaimana tidak, kermununan tersebut menyita seluruh perhatian warga yogyakarta yang tengah mencari hiburan di Alkid dengan bunyi-bunyian alat musik tradisional Tifa, Gong dan pementasan teater, tari-tarian serta permainan daerah.

Ya, tepat. Aksi budaya. Aksi budaya yang tak lazim seperti biasanya dilakukan oleh pemda Yogyakarta. Menurut Aby, salah satu Humas dari Solidaritas Untuk Masyarakat Gane mengatakan aksi budaya yang digelar kelompoknya adalah untuk memberikan solidaritas kepada masyarakat Gane yang sedang melawan politik perampasan tanah oleh perusahaan sawit PT. Korindo dan pemda setempat. Ia lalu menjelaskan tentang situasi Gane. Menurutnya, Gane, sebuah daerah di Halmahera Selatan, Maluku Utara saat ini semakin mencekam. Negara dan korporasi sawit PT. Korindo milik Korea terus melakukan penggusuran hutan dan lahan garapan warga untuk kepentingan perluasan persemaian bibit sawit. Petani Gane tiap hari ke kebun tidak hanya membawa parang dan dayung, tapi juga membawa

Selasa, 10 Februari 2015

CAKRAWALA MAHASISWA YOGYAKARTA MELAWAN 50 TAHUN POLITIK ORDE BARU


Rabu, 04 Februari 2015, Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta, menggelar aksi di depan UGM tepatnya Bundaran UGM. Aksi ini mengangkat tema “Melawan Politik Orde Baru”. Isu ini tentu membuat banyak kalangan bertanya-tanya kenapa harus Orde Baru, padahal orde baru yang dipimpin oleh Soeharto telah ditumbangkan oleh gerakan mahasiswa pada tahun 1998.

Menurut Koordinator Lapangan, Ruslan Hamlan, Orde Baru baru memang sudah tidak ada setelah lengsernya Soeharto, namun Politik atau corak Orde Baru masih dipakai dan menjadi darah daging dalam pemerintahan elit borjuis nasional di Indonesia sekarang. “Soeharto boleh sudah mati, tapi tidak dengan politik orde baru. Bini bisa kita buktikan, rakyat yang melawan masih dibungkam dan ditumpas dengan militerisme, lihat saja rakyat rembang, buruh di bekasi dan jakarta yang direpresi saat menuntut