Kemarahan Baru Langkah
Pertama
Wawancara oleh :
Zoltan Gluc;
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh : Budi Wardoyo
Pada tahun 2012,
mobilisasi mahasiswa-pelajar terbesar sepanjang sejarah Chili mulai memanas.
Camila Vallejo dan Noam Titelman, temasuk bagian yang paling aktif dalam
pergerakan ini. Mereka merefleksikan strategi, taktik, mengatur stuktur, dan
mengambil pelajaran dari bertahun tahun perjuangan tentang pendidikan.
Camila Vallejo dan
Noam Titelman, dua pemimpin yang paling menonjol dari gelombang perlawanan
mahasiswa Chili, yang dimulai sejak 2011.
Wawancara ini
dilakukan pada bulan Oktober 2012, ketika mereka diundang ke Washington DC
untuk menerima “Letelier-Moffitt Human Rights Award”. Selama rangkaian
kunjungan di New York, mereka bertemu dengan organiser mahasiswa dari Amerika
Serikat dan Quebec, serta memberikan ceramah di Graduate Center, City
University of New York(CUNY), di mana pimpinan mahasiswa dari seluruh Amerika
membahas soal strategi,taktik, pembangunan organisasi, serta menyimpulkan
pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya.
Wawancara dilakukan
dalam konteks ini.
Sejak wawancara
ini,sejumlah perkembangan baru telah terjadi dalam gerakan mahasiswa Chili.
Padatahun 2013, Valljo dan tiga pimpinan mahasiswa lainnya, terpilih
menjadianggota parlemen Chili, dan mencoba mendorong reformasi sistem
pendidikan daridalam kekuasaan, sedangkan peran kepemimpinan dalam organisasi
mahasiswa diberikan kepada aktivis muda yang lebih skpetis tentang politik
parlementersebut.
Pergeseran
politikgerakan mahasiswa Chili, mungkin bisa digambarkan dengan terpilhnya
tokohanarko, Melissa Sepilveda, sebagai Presiden Federasi Mahasiswa
UniversitasChili (Federacion de Estudiantes de la Universidad de Chile/FECH),
jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Vallejo, yang juga anggota organisasi
Pemuda Komunis.
Perlunya”merebu
tkekuasaan” adalah topik yang muncul diakhir wawancara ini, dan merupakan tema
yang tidak ditutup-tutupi oleh Vallejo, dimanapun dia berbicara di depan
publik. Seperti posisinya saat ini di Parlemen Chili. Dia menyatakan dengan
tegas, pemahamannya tentang gerakan sosial dan kekuasaan politik “ Ketika
gerakan sosial berpolitik, politik mereka selalu harus bersaing dengan politik
kekuasaan yang ada; Jika anda tidak memiliki kekuasaan di tangan anda sendiri
untuk mewujudkan gagasan-gagasan politik anda, akan selalu ada orang lain yang
berbicara untuk anda.”
Kami masukan wawancara
ini, dalam kumpulan tulisan kami tentang sejarah gerakan mahasiswa, yang
ditandai dengan momentum penting, bangkitnya gerakan mahasiswa internasional
saat-saat ini. Membahas tema-tema besar seperti neoliberalisme, demokrasi
perwakilan, horisontalisme, juga tentang struktur pengambilan keputusan dalam
gerakan di Chili.
Wawancara juga
mengambarkan Vallejo dan Titelman, dalam situasi yang menarik, karena
sedang berada dalam transisi lintasan politik mereka.
Zoltán Glück: Apa
hubungan antara gerakan mahasiswa dan ekspresi yang lebih luas dar iperlawanan
terhadap neoliberalisme di Chili.Apakah Anda mengatakan bahwa gerakan mahasiswa
di Chile adalah sebuah gerakan anti-kapitalis?
Camila Vallejo: Nah,
gerakan mahasiswa Chili, saya pikir merupakan bagian dari gerakan sosial secara
umum, dan biasanya tidak mendefinisikan diri mereka sebagai antikapitalis dalam
slogan-slogan mereka. Meskipun dalam prakteknya, tentu saja, kami berkampanye
untuk melawan kapitalisme. Dalam tuntutan kami, ada visi sosial yang menentang
sistem kapitalis dan ekpresi neoliberal di Chili. Sebagai contoh, ketika kita
mengatakan bahwa Negara harus menjamin hak-hak dasar rakyat, tentu saja ini
bertentangan dengan visi kapitalis-neoliberal, dimana hak-hak rakyat diatur
oleh pasar. Kami memperjuangkan redistribusi kekayaan;Kami tidak percaya bahwa
satu kelompok atau kelas (minoritas) harus mengontrol semua kekayaan,
mengontrol semua kekayaan alam, dan seharusnya mereka tidak diijinkan untuk
memusatkan seluruh keuangan negara dalam tangan mereka.
Kami percaya harus ada redistribusi kekayaan serta diversifikasi alat-alat
produksi, sehingga tidak ditangan elit-elit atau perusahaan transnasional.
Kamiberpendapat bahwa model neoliberalisme bertentangan dengan demokrasi,
karena kekuasaan hanya terkonsentrasi di tangan segilintir orang Chili, hanya
sekitar 4.500 keluarga, sedangkan mayoritas penduduk kalah dan tersingkirkan.
Tapi perjuangan utama
kami di Chili, bukan sepenuhnya soal kapitalisme, sebaliknya tuntutan kami
adalah mengartikulasikan model pendidikan alternatif dan visi sosial yang
sangat berbeda. Saya tidak akan mengatakan bahwa kita memperrjuangkan
“sosialisme” secara sederhana dalam bentuk yang ideal, tapi kita pasti bicara
soal perluasan demokrasi dan mengambil titik berangkat dari neoliberalisme.
ZG: Saya punya
pertanyaan, tentang konsep “horisontalisme” di mana saa aksi tpendudukan wall
street, telah menjadi bahasan politik yang penting. Banyak orang yang terinspirasi
dari horisontalisme di Argentina, dan bagaimana itu berfungsi dalam
majelis lingkungan. Aku bertanya, bagaimana gerakan di Chili bergulat dengan
konsep horisontalisme?
CV:itu bagian dari
pematangan organik kami sebagai gerakan dan sebagai subyekpolitik, mensyaratkan
kami bagaimana menyeimbangkan demokrasi perwakilan dengan bentuk yang lebih
partisipatif atau demokrasi langsung. Sepanjang, kami secara konsisten menjaga
ruang perdebatan, itu adalah ruan ruang horisontal dalam struktur politik kita.
Tapi ingat, kita juga
harus menjaga bentuk organisasi yang sudah ada, yang lebih terstuktur dan
mungkin hirarkis. Saya tidak berpikir, cukup hanya dengan mempertahankan ruang
horisontal tanpa struktur berbasis representasi yang lebih besar. Kita berusaha
untuk mencapai sintesis. Dan saya pikir, kami telah membuat kemajuan dalam hal
mengetahui, bagaimana melengkapi demokrasi perwakilan dengan ruang-ruang
demokrasi langsung. Pendekatan ini kurang lebih cukup efektif, dalam menentukan
sikap yang diambil gerakan, dan juga cukup efektif dalam hal membangun
kepemimpinan, mempertahankan basis dan menghindari hilangnya energi politik.
Saya pikir, sangat penting untuk mengingat bahwa horisontalisme (di dalam
dirinya sendiri) sering berjuanguntuk mengambil satu kesatuan tindakan, pada
setiap langkah yang mungkin bisa kita capai. Tapi kita juga bisa melihat
kesatuan tindakan ini dikombinasikandengan perdebatan horisontal, semacam
sisntesis yang menghasilkan demokrasi horisontal.
NoamTitelman : Ya,
saya berpikir, horisontalisme adalah jalan dua arah. Dan anda harus ingat bahwa
itu adalah alat mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Mengapa? Yah,
saya katakan, pertama saya pikir gerakan di Chili tidakmenempatkan penekanan
khusus pada proses pengambilan keputusan dan tidak sunguh-sunguh ingin
melibatkan semua orang dalam proses ini. Tapi salah satu alasan bahwa gerakan
mampu membangun kekuatan tersebut, adalah kemampuannya untuk mengkonsentrasikan
kekuatan kolektif secara terorganisir. Artinya, bukan hanya sekedar formalitas
saja, atau sekedar memberikan pengalaman berdiskusi tentang banyak hal dengan
banyak orang, tapi benar-benar menempatkan mereka dalam tindakan. Dan jelas itu
membutuhkan organisasi dalam tingkat tertinggi. Saya pikir berbahaya, mengabaikan
lembaga, dan akhirnya mengabaikan organisasi, i tubenar-benar kesalahan besar.
Saya pikir bahwa horisontalisme memungkinkan kita untuk memastikan bahwa
keputusan dibuat oleh semua orang, tapi dalammenjalankannya, kita perlu
organisasi, sebaliknya kita ditakdirkan berada dalam gerakan yang indah,
mulia namun naif dan sangat tidak efisien.
ZG:Apakah secara
aktual, konsep horisontalisme muncul dalam wacana, atau dalam
pertemuan-pertemuan kalian, atau ide dari mahasiswa dalam serikat..?
NT:Hmm, saya pikir
kami memilki konsep yang berbeda---mirip tapi berbeda. Yang biasa disebut “los
bases.” Los bases secara harafiah berarti “basis,” fondasi, atau akar rumput.
Gagasan ini berarti basis/akar rumput dapat membuat keputusan-keputusan
penting. Sebagai contoh, setiap kali pemerintah datang dengan menawarkan
hal-hal tertentu, kami sampaikan ke pemerintah, bahwa ini akan memakan waktu
bagi kami untuk merespon, karena harus dibahas dulu dibasis/akar rumput. Bentuk
ini memang agak rumit. Kita memiliki CONFECH, yang alih-alih memiliki
satu Presiden tunggal, melainkan dijalankan semacam “meja bundar” yang terdiri
dari sekitar 10 Presiden Federasi yang berbeda, dengan posisi masing-masing
yang setara. Misalnya ada perwakilan dari kami yang bertemu dengan pemerintah,
dan pemerintah mengajukan beberapa tawaran, maka harus kembali dulu ke 10
Federasi, yang totalnya bisa mencapai empat puluh federasi. Dan masing-masing
federasi mahasiswa ini akan membawa tawaran tersebut ke pusat-pusat mahasiswa
di masing-masing universitas—biasanya tiap departemenj uga ada pusat
mahasiswanya—Kemudian pusat-pusat mahasiswa ini akan membawanya ke badan
pembuat keputusan prinsip, misalnya sidang umum mahasiswa di mana tiap
mahasiswa bisa ikut dan memberikan pilihannya.
Atau dengan cara
lainnya, masing-masing departemen mempunyai pusat mahasiswanya dan majelis
pembuat keputusan. Pada tingkat berikutnya, direktorat masing-masingpusat
mahasiswa (misal Presiden, Wakil Presiden, Sekretaris Jendral dll) datang
bersama-sama dalam majelis yang lebih besar, di mana mereka dimaksudkan untuk
mewakili kehendak dan melaksankan keputusan yang dibuat oleh majelas tingkat
departemen yang lebih kecil. Keputusan yang dibuat pada tingkat ini akan dibawa
ke Konfederasi, dimana federasi secara bersama-sama akan membuat
keputusan.Akhirnya Konfederasi akan memilih sejumlah federasi tertentu (Sekitar
10Presiden) sebagai badan eksekutif (yaitu, sebagai pelaksana kehendak seluruh
Konfederasi). Jadi, anda bisa melihat, setelah keputusan diambil di tingkat
bawah, dengan berbagai cara kembali ke tingkat konfederasi untuk bertanggung
jawab melaksanakan keputusan itu. Tapi tentu saja, ada saat-saat tertentu
ketika meja bundar harus membuat keputusan cepat dan juga sangat penting, tapi
bukan keputusan mendasar atau prinsipil.
Biar bagaimanapun,
saya pikir, kami telah banyak belajar. Tentu saja, kami memiliki banyak
pengalaman di masa lalu dengan gerakan sosial—ini bukan pertamakalinya kami
memiliki rally massa dalam jumlah besar atau pemogokan besar. Tapi pada tingkat
operasional, saya pikir kami telah belajar bagaimana membuatnya menjad lebih
efisien dan bagaimana mengerjakan apa yang hendak kami kerjakan, sementara pada
saat yang bersamaan tidak membiarkan hal yang paling penting dari pergerakan
menjadi samar, yaitu basis yang menjadi pondasi kami.
ZG: Saya ingin
mengajukan pertanyaan, bagaimana gerakan secara umum di Chili telah dipengaruhi
oleh gerakan mahasiswa. Dalam beberapa hal saya berpikir bahwa situasi disini,
di Amerika Serikat memiliki kesamaan penting dengan situasi di Chili ,bahwa
privatisasi pendidikan secara umum terjadi juga, dan gagasan bahwa pendidikan
sebagai komoditas nampaknya sudah tertanam dalam akal sehat budaya kita. Aku
bertanya-tanya bagaimana anda mampu melawan ide ini—pendidikan sebagai komoditas,
dan membangun kesadaran di mahasiswa sebuah konsep yang lebih radikal tentang
apa itu pendidikan yang sebenarnya dan bagaimana itu bisa diwujudkan..?
NT:Itu pertanyaan yang
sangat bagus. Maksudku, kita bisa mulai dengan bertanya; bagaimana pemogokan
mahasiswa dapat mempengaruhi apapun selain mahasiswa itu sendiri..? Ini tidak
seperti pemogokan buruh, dimana sudah jelas pemilik perusahaan akan terpengaruh
jika ada pemogokan. Saya berpikir bahwa pemogokan mahasiswa adalah cara yang
sangat efektif untuk menyampaikan pesan. Dan efektifitas pemogokan tergantung
pada efektifitas pesan. Saya pikir perjuanganbesar (dan masih merupakan
perjuangan besar) adalah merubah apa yang diambil dari akal sehat masyarakat
kita. Dan itu dilakukan dengan kontrol media. Saya pikir media membuatnya
menjadi sangat sulit untuk merubah akal sehat.Tapi ada cara untuk mengatasi
hal-hal tersebut. Sebagai contoh, apa yang benar-benar membantu gerakan menjadi
gerakan massa adalah kreativitas dalam cara kita mengumpulkan dan memobilisasi.
Menggunakan cara-cara
sepert Flash Mobs, “Thiler” sandiwara lucu tentang pendidikan dan rally massa
zombie, penggunaan instalasi” bunuh diri” yang massif dan bentuk-bentuk
kreativitas lainnya, selama satu tahun belakangan ini, termasukmelakukan aksi
lari 1.800 lap, di seiktar Kantor Presiden (sebagai simbol 1.800 juta peso yang
dibutuhkan untuk biaya pendidikan).
Dan semua tindakan
tersebut memberikan kontribusi, sedikit banyak untuk menyampaikan pesan dengan
lebih efektif, termasuk melalui media massa, dan sebagian dengan menunjukan
langsung bahwa ini adalah hal-hal yang dekat dengan rakyat. Ini bukan bagian
dari gerakan pinggiran atau gerakan radikal, tapi ini hanya orang biasa yang
menuntut hak yang wajar, bahwa mereka seharusnya memiliki hak itu secara
bersama.
ZG: Bagaimana dengan
pertanyaan, mengenai isu hutang dalam dinamika gerakan mahasiswa..?
NT:Saya pikir itu
penting, terutama di awal, karena masalah isu utang memungkinkan gerakan lebih
dari sekedar politik yang beroirentasi pada mahasiswa saja, dan berkembang
menjadi gerakan masyarakat sipil yang lebih luas. Ini menjadi gerakan bagi
masyarakat luas, karena orang-orang saling terkait dengan isu utang. Masyarkat
di Chili banyak yang tenggelam dalam utang, dan terutama pada tahun-tahun
terkahir, dimana sebagian besar pertumbuhan ekonomi karena utang.
Utang yang saya maksudkan di sin adalah utang dalam berbagai bentuk : karena
privatisasi berjalan dengan kuat, tidak hanya di sektor pendidikan
saja,melainkan juga di kesehatan, perumahan, sistem pensiun hari tua dll, dan
akhirnya, semua orang harus berhutang untuk dapat bertahan hidup.
Jadi,ketika gerakan mahasiswa
datang, masyarakat merasa bahwa isu hutang terkait dengan masalah mereka semua.
Itulah yang membuat lebih banyak orang yang memperhatikan dan membantu mengubah
gerakan menjadi lebih besar dari sekedar gerakan massa.
ZG:Apa makna
solidaritas bagi anda..? Bagaimana anda melihat pejuangan kita saling terkait,
dan bagaimana kita sebagai aktivis mahasiswa di New York berdiri dalams
olidaritas dengan mahasiswa Chili?
CV:Pertama-tama, kita
harus menyadari bahwa neoliberalisme, bahwa kapitalisme itu adalah sistem yang
global. Efeknya tidak hanya terbatas pada satu negara saja, melainkan dampaknya
ke seluruh dunia dan hanya beberapa negara yang berhasil melawan agenda
neoliberal. Ini adalah kondisi umum yang mempengaruhi hidup kita semua, yang membatasi
hak-hak dasar kita, pekerjaan kita, energi vital yang kita butuhkan, sumber
daya alam kita dan dengan demikian menciptakan ketimpangan yang besar dan
menghasilkan akumulasi kekuatan ekonomi hanya ditangan beberapa orang.
Jadi, ketika anda melihat ke dalam gerakan, itu terkait dengan pemahaman atas
stuasi umum dan situasi khusus yang mereka hadapi. Chilia dalah khusus, tetapi
ada hal-hal yang kita perjuangan (adalah dan untuk) memilki dimensi global dan
umum.
Neoliberalismeadalah
sistem global dan untuk alasan itu ,kami akan selalu melakukan banya
kperlawanan, dan bukan hanya secara lokal, namun juga pada skala global. Jadi,
dalam hal ini, solidaritas mempunyai arti yang sangat penting, tetapi bukan
jenis solidaritas yang hanya sebatas deklarasi dukungan, bukan itu, tapi
solidaritas yang berusaha menciptakan ruang yang lebih luas, untuk perjuangan
kolektif dan organisasi dalam jangka panjang.
Karena jika anda tidak
sampai pada persoalan yang mendasar, dan hanya memproduksi tetstimoni dukungan
ketika mobilisasi sudah terjadi—walupun itu juga baik, tetapi pengorganisiran
tidak akan bertahan dalam jangka panjang.
Kita juga harus mampu
mengelaborasi dan merumuskan formula alternatif dari apa yang kita kritik. Jika
kita sekedar marah, saya pikir itu tidak memadai buat kita. Dimana kemarahan
adalah langkah pertama, langkah selanjutnya adalah mengambil tindakan, dan
untuk mengambil tindakan, anda harus punya rencana. Solusi yang diusulkan
haruslah solusi yang efektif dan solusi itu bisa diwujudkan. Dan agar solusi
itu bisa terwujud, tidak cukup dengan berbaris dan menunjukan dijalan-jalan.
Saya percaya bahwa solusi yang diusulkan, haruslah mendapatkan dukungan yang
luas dalam masyarakat kita secara terorganisir dan terartikulasikan dalam ruang
kekuasaan.
Ketika gerakan sosial
berpolitik, politik mereka akan selalu harus bersaing dengankekuasaan yang ada;
Jika anda tidak punya kekuasaan untuk mewujudkan gagasan anda, maka akan selalu
ada orang lain yang berbicara untuk anda.
Dan ini adalah
sesuatu, dimana gerakan belum menyelesaikannya. Kita telah menggugat tatanan
yang mapan ini, menyimpulkan kelas yang dominan secara tepat dll, tapi pada
akhirnya, jika kita tidak dapat mengambil kekuasaan, kita akan kehilangan
perspektif dan menjadi kecewa, dan ini yang membuat gerakan kemudian bubar,
hilang, dan mungkin setelah sepuluh tahun, baru bangkit kembali.
Saya sungguh-sungguh
berpikir, bahwa kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Dan di sini, dalam
“Solidaritas Internasional,” apa yang harus kita lakukan adalah mengatakan
kepada diri kita sendiri “ Dengarkan, kita telah mengidentfikasi masalah, tapi
sekarang saatnya kita harus bertanggung jawab untuk mencari solusi dan secara
aktif mulai membangun alternatif untuk negara kita, dan sembari membangun
perlawanan untuk perpektiv global” Ini berarti mempunyai dampak di ruang
institusional.
ZoltanGluck adalah
mahasiswa doktoral, di Departemen Antroplogi CUNY Graduate Center.