Oleh: Tinta Merah
Embun
terhisap mentari
Ia tak
menyesal apalagi iri
Karena
senja membawa hidup kembali
Lalu
fajar membuka pagi
Tapi
perempuan bukan embun
Jika
dihisap harus merumpun
Kemarahan
harus dihimpun
Agar
penindas minta ampun!!!
***
Aku lupa menanyakan
kekasihmu. Apa kabar dia? Aduhai. Kalian pasangan yang membuatku sering iri.
Setiap mentari mulai mendayung lalu melabuh di pundak senja, kekasihmu, sang
petani itu, mulai menuruni hamparan bukit cengkeh. Ketika sekarung pala di
banting dari pundaknya, Ia tak bertanya di mana secangkir teh panas, namun yang
dicari kehangatan pelukmu semata. Ah, Ibuku sayang. Engkau telah berhasil
menemukan jarum di dalam gubuk jerami. Kekasihmu adalah seorang lelaki manis di
antara jutaan lelaki sadis.