Minggu, 22 Maret 2015

Belajar Dari Rakyat #Rembang, Mahasiswa Siap Solidaritas

Jumat lalu, 20 Maret 2015, rakyat Rembang bersama beberapa organisasi mahasiswa dan rakyat Yogyakarta menggungat UGM. Gudangnya para intelektual itu digeruduk oleh rakyat dan mahasiswa karena sang dosen telah bersaksi palsu, menguntungkan PT. Semen Indonesia di sidang PTUN (Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara) Semarang.
Aksi Ibu-ibu Rembang dan Mahasiswa di kampus UGM
Mengapa mahasiswa penting mendukung perjuangan rakyat rembang mendorong marsinahfm.com untuk menemui salah satu organisasi mahasiswa Yogyakarta terkait dukungannya pada rakyat Rembang. Wawancara tersebut dilakukan oleh Tinta Merah, kontributor marsinahfm.com terhadap Mardhan. dari  Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta yang tergabung di KP FMK (Komite Persiapan Federasi Mahasiswa Kerakyatan).

marsinahfm.com ingin mengetahui lebih jauh tentang sikap dan posisi gerakan mahasiswa terhadap #Rembang yang tengah berjuang mempertahankan alam dan kedupannya dari PT. Semen Indonesia. Berikut hasil wawancaranya:
Bisa dijelaskan apa itu Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta?
Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta adalah sebuah organisasi gerakan mahasiswa. Sebagai gerakan mahasiswa, perjuangan Cakrawala bertujuan mewujudkan pendidikan gratis, berkualitas dan setara. Kami paham di dalam negara yang menganut sistem ekonomi kapitalisme, perjuangan kami tidak bisa hanya terbatas di dunia pendidikan saja. Sesuai dengan slogan kami ‘belajar dan berjuang bersama rakyat’, cakrawala sejak berdiri di bulan November 2013 hingga kini berupaya terus terlibat dalam perjuangan rakyat tertindas.
Apa yang kawan-kawan ketahui tentang persoalan Rembang?
Sejak 2006, masyarakat mulai menolak masuknya perusahaan semen di pegunungan Kendeng. Penolakan masyarakat ini  bukan tanpa alasan. 109 mata air yang menghidupi 600 ribu warga Rembang akan tercemar jika pabrik atau tambang semen didirikan di pegunungan Kendeng. Perjuangan warga Rembang adalah untuk menjaga alam dan penghidupan mereka. Kenapa? Kehidupan mereka bisa terganggu jika alamnya rusak. Masyarakat Rembang selama ini bekerja sebagai petani dan peternak. Mereka sangat bergantung pada sumber air tersebut, nah jika tercemar maka mata pencaharian akan terganggu yang tentunya berdampak para petani akan beralih profesi. Kami pikir selama ini masyarakat Rembang tidak bergantung pada pabrik atau tambang apapun untuk kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak-anaknya. Masyarakat Rembang sudah cukup tenang dengan kehidupan mereka sehingga kehadiran PT. Semen Indonesia tentu harus mereka lawan.
Sebagai mahasiswa, kami sangat salut terhadap perjuangan rakyat Rembang. Ibu-ibu rembang adalah  perempuan-perempuan hebat. Demi mempertahankan kelestarian alamnya, mereka mendirikan tenda-tenda lalu tinggal dan hidup di Rembang selama 9 bulan ini. Berhadap-hadapan dengan aparat militer yang setiap saat bisa merepresi mereka. Saya kira, mahasiswa di Indonesia paska reformasi 18 tahun ini belum pernah membuat gerakan sehebat dan seberani ini.
Selain bertarung melawan PT. Semen Indonesia dengan perjuangan aksi massa, warga Rembang juga tengah berjuang memenangkan kasusnya yang sudah masuk di PTUN.  Tentu saja perjuangan ini panjang dan melelahkan. Ibu Sukinah yang kami temui saat aksi di UGM kemarin, juga mengatakan bahwa mereka akan terus berjuang walau hukum sering tumpul ke atas dan tajam kebawah.
Bagaimana posisi Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta terhadap para dosen atau intelektual di kampus yang telah memberikan kesaksian yang berpihak kepada PT. Semen?
Tentu saja kami mengecam tindakan tersebut. Ini sebuah ironi dan tindakan yang memalukan. Menurut kami, intelektual dengan segala pengetahuannya mestinya berpihak kepada rakyat. Masyarakat Rembang dalam perjuangannya tidak hanya menuntut hak mereka, tapi mereka juga sangat paham dengan alam yang sudah turun temurun menjadi tempat hidup dan kehidupannya. Jadi jangan membohongi dan membodohi masyarakat hanya karena uang. Kasus dosen UGM tersebut adalah bentuk penyalahgunaan keilmuan dan merupakan pengkhianatan terhadap rakyat. Rupanya semen telah mengeraskan nuraninya. Sebenarnya, Fenomena ini sering terjadi. Jika kita telusuri lebih dalam, banyak para ‘pakar’ dari universitas turut serta memberikan legitimasi bagi kepentingan kaum pemodal termasuk membuat produk hukum dan kebijakan-kebijakan yang anti rakyat.
Geruduk ke kampus yang dilakukan oleh Warga Rembang bersama mahasiswa jumat lalu memberikan pelajaran besar untuk para pelacur intelektual bahwa rakyat tidak bisa dibodohi. Pelajaran penting juga untuk intelektual terutama mahasiswa agar peka dan terlibat di dalam setiap perjuangan rakyat tertindas.
Menurut Cakrawala, kenapa mahasiswa harus membela #Rembang?
Rembang adalah salah satu dari ribuan daerah yang tereksploitasi di Indonesia. Rembang adalah contoh bahwa rakyat tidak diam serta tidak mau ditindas oleh sistem ekonomi kapitalisme neoliberal yang rakus dan pemerintah yang tamak. Keduanya akan memakai segala cara termasuk dengan membungkam, meneror dan menggebuki rakyat demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai mahasiswa, sudah seharusnya kita tidak diam dan hanya melihat saja tanpa bertindak. Mahasiswa sebagai kaum terdidik haruslah turut andil dalam menyikapi semua persoalan rakyat. Ilmu pengetahuan mestilah di gunakan untuk kepentingan rakyat. Apa gunanya punya ilmu yang tinggi kalau mulut dibungkam?
Intinya sederhana saja, kenapa kita harus membela Rembang? Membela Rembang adalah membela rakyat, menjaga alam, melawan pemodal, dan memprotes negara. Dan mahasiswa adalah kelompok yang punya kepentingan atas itu.
Ok, apa harapan untuk mahasiswa dari Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta terhadap mahasiswa saat ini?
Kami menyadari sistem pendidikan neolibralisme membuat mahasiswa termenara-gadingkan oleh persoalan-persoalan riil masyarakat. Presensi 75-80%, tugas yang menumpuk, dan ruang demokrasi kampus yang dibungkam membuat mahasiswa jarang menyentuh persoalan rakyat. Hemat saya, tembok penghalang antara mahasiswa dan rakyat sudah waktunya dirobohkan sendiri oleh mahasiswa.
Kongkritnya, kami menawarkan untuk terlibat dalam aksi solidaritas untuk #Rembang. Aksi ini digelar serentak di berbagai daerah termasuk di Yogyakarta pada hari Jumat, 27 Maret 2015. Harapannya agar mahasiswa di kampus-kampus mulai terlibat dan bersolidaritas untuk rakyat Rembang. Ya, satukan kekuatan bersama rakyat melawan segala bentuk penindasan. (Tinta Merah)

artikel ini sebelumnya diterbitkan di http://marsinahfm.com/belajar-dari-rakyat-rembang-mahasiswa-siap-solidaritas/