Sabtu, 21 Maret 2015

SERUAN AKSI SOLIDARITAS MAHASISWA UNTUK REMBANG 27 MARET 2015

—SERENTAK DISELURUH INDONESIA
Poster Solidaritas Mahasiswa Untuk Rembang
Pada tanggal 26 Maret bertepatan dengan sembilan bulan sepulu hari ibu-ibu rembang bertahan di tenda perjuangan melawan pendirian Pabrik semen. Sekarang ini situasinya semakin represif, warga di isolasi oleh aparat dan pihak keamanan Pabrik semen dengan cara mendirikan Posko keamanan dekat tenda perjuangan ibu-ibu itu. Warga yang mau datang ke tenda dipersulit dan solidaritas dari luar tidak diperbolehkan untuk masuk oleh aparat keamanan itu. Inilah bentuk intimidasi yang paling nyata.

Jumat, 20 Maret 2015

Mengecewakan Rakyat, UGM Digeruduk


Warga Rembang dan Mahasiswa geruduk UGM
Jogja – Jumat, 20 Maret 2015, pagi hari pukul 09.00, di depan Food Park lembah, ratusan  massa datang menggeruduk kampus UGM. Ratusan massa ini terdiri dari warga Rembang dan Mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta. Spanduk, baliho dan poster dibentangkan dengan tullisan-tulisan yang beragam diantaranya ‘Semenmu mengeraskan Nuranimu’, ‘Jangan kau gunakan kecerdasanmu untuk membodohi’. Melihat itu, pihak keamanan kampus sempat menutupi portal menuju fakultas kehutanan yang menjadi tujuan massa aksi namun akhirnya dibuka kembali setelah dinegosiasi. Aksi ini dilakukan untuk menuntut pihak UGM bertanggung jawab dan mengambil tindakan tegas kepada dua dosen yang memberikan kesaksian palsu dalam persidangan PTUN. Seperti yang telah diketahui, warga Rembang tengah berjuang melawan PT. Semen yang dibangun di pegunungan Kendeng. Perusahaan ini dinilai akan memberikan dampak negatif terhadap alam terutama  mata air sebagai sumber penghidupan masyarakat Rembang. Namun, hingga kini perjuangan yang dimulai dari tahun 2006 masih belum juga di dengar oleh pemerintah. Ironisnya, para intelektual yang harusnya membela rakyat malah membela pengusaha semen.

#Rembang Melawan: UGM Kampus Rakyat, Dosennya Berkhianat


Warga Rembang dan Mahasiswa Jogja Geruduk UGM
Jogja – #RembangMelawan. Mendengar dan melihat kesaksian dari dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Eko Haryono dan Heru Hendrayana di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang, pada Kamis, 19 Maret 2015 kami prihatin dan kecewa. Keterangan kedua dosen tersebut telah mengkhianati rakyat. Keduanya bersaksi untuk perusahaan, dan tidak sedikitpun berpihak pada rakyat yang berjuang mempertahankan sumber mata air dan kelestarian pegunungan Kendeng Utara.

Sukinah mewakili ibu-ibu mengatakan, yang kami ketehai UGM adalah kampus rakyat dan dibiayai dari pajak rakyat, sudah seharusnya membela kepentingan rakyat, dan ikut berjuang menyelamatkan sumber

Selasa, 17 Maret 2015

PERNYATAAN SIKAP PEDAGANG MERDEKA NOL KM YOGYAKARTA

“TOLAK PENGGUSURAN NOL KM & HENTIKAN PREMANISME TERHADAP PKL”

Belakangan ini di Yogyakarta, sering terjadi penggusuran. Baik itu punggusuran terhadap rumah warga yang tanahnya diklaim (oleh pemda) sebagai milik SAG/PAG, penggusuran terhadap warga pinggiran kali dan penggusuran terhadap Pedagang Kaki Lima atau PKL. Demikian juga nasib yang sama menimpa pedagang kali lima di seputaran Nol KM. Kawasan yang setiap sore hingga dini hari diramaikan oleh warga yang mencari hiburan atau sekedar datang melihat suasana kota jogja tersebut, ternyata menyimpan duka yang dalam bagi PKL yang mencari hidup di sana. Ratusan masyarakat yang mencari sesuap nasi dengan mendagangkan dagangan yang tak seberapa untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, malah mendapat respon negatif dari pemerintah kota.

Minggu, 15 Maret 2015

Sebuah Wawancara dengan Haidar (Salah Satu Panitia Pemutaran Film Senyap Yogyakarta)

*Melawan Kelompok Reaksioner, Memperjuangkan Demokrasi!
Wawancara kontributor marsinahfm.com (Iroy Mahyuni) dengan panitia pemutaran film Senyap di UIN, Haidar, Pimpinan Lembaga Pers Rhetor. Seperti sudah diketahui, pada hari Rabu 11 Maret 2015, Lembaga Pers Mahasiwa Rhetor bekerja sama dengan berbagai gerakan mahasiswa, tergabung dalam sebuah front bernama  Front Mahasiswa Se-DIY menggelar pemutaran film Senyap. Film dokumenter yang disutradarai oleh Joshua OppeinHeimer ini menceritakan seorang adik korban 65 mendatangi pelaku untuk menanyakan kenapa kakaknya dibunuh.
poster karya nobodycrop
Di Yogyakarta, film ini sudah di putar di beberapa komunitas. Namun sejak bulan Desember, pemutaran film ini mulai mendapat respon negatif dari kelompok ormas berkedok agama. Beberapa kampus seperti ISI, UGM dan Sanata Dharma didatangi kelompok ini dan berhasil membubarkan agenda pemutaran film tersebut. Tapi tidak untuk di UIN Sunan Kalijaga. Sejak pagi hari di UIN, puluhan massa bersorban dan berjubah putih yang mengatasnamakan Forum Umat Islam (FUI) pun