Kamis, 14 Mei 2015

SERUAN NASIONAL PERINGATAN 21 MEI 1998

 MOMENTUM HARI KEJATUHAN SOEHARTO: TUNTASKAN PERJUANGAN DEMOKRASI 1998

Gerakan 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan ini berhasil memaksa Soeharto  turun dari jabatannya sebagai Presiden pada tangal 21 mei 1998 setelah 32 tahun berkuasa sejak Pembantaian massal rakyat indonesia 1965  hingga tahun 1998. Gerakan 98 merupakan tonggak pembukaan ruang demokrasi yang selama 32 tahun tidak ada kebebasan sama sekali mulai dari kampus hingga di  lingkungan sosial masyarakat secara umum.

Namun perjuangan Demokrasi 98 sesungguhnya belum tuntas, soeharto memang telah tiada tapi politik orde baru masih berdiri kokoh hingga saat ini. Demiliterisasi (berhentinya proses militerisasi) merupakan salah satu yang diperjuangkan oleh gerakan 98 belum lagi tercapai.  Kalau Soeharto dulu merangkul militer menjadi tulang punggung utama dipemerintahannya, kini pemerintahan jokowi juga demikian. Mereka ini, sisa-sisa Orde Baru terus-menerus melakukan manuver politik  agar dosa-dosa mereka tidak pernah terbongkar dan bisa mempertahankan status quo. Akibatnya, agenda-agenda perjuangan 98 seperti demiliterisasi, pemberantasan KKN dst dst, terus terganjal.


militer masih berkuasa. Kodim ada dimana mana, babinsa, rencana TNI  masuk KPK dan bangkitnya  kembali resimen mahasiswa (menwa)  yang merupakan perpanjangan tangan dari tentara untuk memata matai gerakan mahasiswa bahkan membubarkan aksi aksi mahasiswa dalam kampus.

Demokrasi makin terancam, dikampus kampus diberlakukan pelarangan jam malam, pelarangan aksi mahasiswa: dimakassar misalnya rektor UMI mengeluarkan surat edaran pelarangan peringatan AMARAH, dibeberapa kampus bahkan dilarang menonton film tertentu misalnya: di malang, universitas brawijaya dilarang menonton film samin vs semen dengan alasan film itu terdapat unsur frovokatif. Ini membuktikan bahwa dikampus kita hanya didik untuk patuh pada aturan yang meligitimasi penindasan tehadap rakyat. selain itu Refresifitas yang dilakukan TNI/POLRI makin masif terhadap aksi aksi perlawanan rakyat, belum lagi kasus pelanggaran HAM masa lalu (dosa dosa Orba) hingga kini belum juga menemukan titik terang bahkan masih ditutup tutupi.

KKN yang  juga merupakan ciri politik orde baru pun semakin massif,  pelemahan KPK dan indepensinya kian tergerus oleh arus militeristik, kasus kasus korupsi masalalu belum juga terselesaikan; kasus BLBI kasus korupsi kroni Cendana dll.

Berangkat dari situasi itulah kami menyerukan kepada seluruh jaringan Komite Persiapan Federasi Mahasiswa Kerakyatan dimanapun berada dan kepada seluruh mahasiswa indonesia dimanapun berada untuk  melanjutkan perjuangan demokrasi  yang belum tuntas itu dan terus menerus mendorong agar momentum perubahan itu segera hadir.  Hari kejatuhan soeharto 21 mei merupakan momentum penting sebagai tonggak  awal terbukanya “demokrasi” diindonesia maka  hari kejatuhan soeharto sangat penting kita respon, tapi ini bukanlah sekedar merespon tapi bagaimana kita menjadikannya sebagai titik berangkat kita terus bergerak untuk menuntaskan perjuangan demokrasi dan kesejahtraan bagi seluruh rakyat indonesia.

Pertanyaannya bagaimana kita melanjutkan Perjuangan Demokrasi 1998 yang belum tuntas itu?

Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan syarat mutlak. Organisasi macam apa? Tentunya organisasi yang menyatukan beragam kelompok mahasiswa secara nasional dengan karakter demokratik, mandiri serta berbasis pada kepentinggan massa rakyat dan menyatu bersama perlawanan rakyat secara sistematis dan terprogram. Kebutuhan akan hadirnya organisasi semacam itulah yang medasari sehingga saat ini kita menggagas sebuah konsep penyatuan gerakan mahasiswa kerakyatan secara nasional dengan konsep FEDERASI MAHASISWA.

Kami juga kembali mengingatkan kepada seluruh jaringan KP-FMK (Komite Persiapan Federasi Mahasiswa Kerakyatan) agar mempersiapkan diri, karena pada tanggal 19-23 Juni 2015 kita akan mengadakan pertemuan nasional untuk lebih mensolidkan barisan kita dan tentunya mematangkan konsep  serta Rencana Kongres Federasi Mahasiswa Kerakyatan pada bulan Oktober 2015.

Kami juga mengajak kepada seluruh organisasi/komunitas mahasiswa pro-demokrasi; organ/komunitas seni, Ligkungan, Perempuan dll untuk terlibat bersama membangun penyatuan gerakan mahasiswa dalam bentuk Federasi yang saat ini masih dalam bentuk Komite Persiapan, KP-FMK (Komite Persiapan Federasi Mahasiswa Kerakyatan)

Terimakasih

Panitia Nasional Kongres Federasi Mahasiswa Kerakyatan