Jumat, 13 November 2015

Kronologi Ancaman Pembubaran dan Penyerbuan agenda Nonton Bareng "IPT 1965" yang digelar Social Movement Institute.

oleh Roy Piece (Iroy Mahyuni)

(Mungkin ada banyak detail yang tidak tersampaikan)

14.56
Panitia acara peutaran IPT 65 di SMI mempersiapkan perangkat untuk acara.



15.00
Antusias masyarakat untuk melanjutkan nobar
Panitia mulai membuka situs Youtube tapi belum menemukan live streaming persidangan.

15.40
Panitia Jogja meminta link ke panitia IPT di Jakarta. AKhirnya Nobar mulai berjalan.

15.50
satu penonton kembali datang.

16.01
Beberapa teman datang.

16.04
Saya ingat denga rapat sebelum acara ini. Kepala Badan Pekerja SMI, Eko Prasetyo, menginstruksikan agar pada saat acara pemutaran, pintu gerbang hanya dibuka untuk muat satu motor.

16.06
Saya keluar ke depan. Ternyata ada beberapa orang berada di luar gerbang. Memakai topi, sedang sibuk mengotak-atik ponselnya, Sata awalnya tidak terlalu curiga, karena mungkin saja ada tman dari peonton, atau ada penonton baru. Namun mereka tak kunjunga masuk.

16.07
Kemudian saya kembali masuk. Saya agak tidak terlalu mengghiraukan beberapa orang tersebut. Saya sedang berbicara dengan pnterjemah perihal tayangan.

16.09
Ada dua panitia yang kembali dari pasa. Mereka membeli jajanan.

16.10
Tiba-tiba terbesit dalam pikirab sata untuk bertanya kepada para penontn. "Siapa yang di luar itu? teman-teman kalian?" . Tidak ada yang mengenali. Kemudian saya meminta tolong pada panitia agar berjaga di depan. Saya masuk mengambil buku absen.

16.12
Ketua Badan Pekerja SMI datang, kemudian lagnsung menemui para orang yang berada di depan gerbang SMI. Sampai di titik sini, saya kurang begitu jelas apa yang dibicarakannya.Karena saya bertugas untuk mengelola acar di dalam. Secara singkat, intinya mereka yang berbicara dengan pak Eko menyuruh agar pemutaran persidangan IPT 65 agar segera dihentikan. Apabila tidak dihentikan, ada laskar-laskar yang menyerbu SMI.

16.13
Saya ikut keluar untuk melihat keadaan. Terlihat pak Eko masih mengobrol dengan orang-orang tersebut. Pemutaran masih berjalan. Kemudian saya masuk kembali.

16.19
Pak Eko masuk , menyuruh untuk mematikan semuanya. Matikan laptop. Matikan LCD. matikan Speaker. Simpan semua. Dan saya langsung merespon dengan meminta bantuan penonton untuk ikut membereskan. Kami memberesin perlengkapan dan memasukkan ke dalam kamar. Kamar dikunci. Penonton mencoba menenangkan diri.

16.25
SMI menggelar rapat terbatas bersama para penonton. Pak Eko bilang, bila kita terus memutar, kemungkina besar akan diserang. Opsi lain, kita bisa terus menonton tapi di tempat yang lain. Awalnya, putusan yang dipilih kita pindah nonton ke XT square. Dengan langkah kita bubar secara berkala.. Telah ada beberapa orang yang ke XT Square. Namun masih ada yang tetap di SMI.

16.35
Beberapa anggota SMI menghubungi jaringan yang ada di Jogja.

16.37
Diputuskan bahwa pemutaran akan dilanjutkan. Namun menunggu jaringan yang mengamankan SMI solid. Dari waktu ini, secara berangsur-angsur para jaringan mulai berdatangan dan mengamankan SMI.

17.03
Banyak teman-teman yang telah datang membentuk demarkasi.

17.24
Kondisi SMI sudah dipenuhi kawan-kawan jaringan. Dan diputuskan kita kembali memutar live streaming IPT 65.

Catatan:
*beberapa oknum yang menjadi lalat penggangu, kata Pak Eko, "ada tentara dari kodim, dan poltabes datang. Dia bilang kalo ga dibubarin, bakal ada kelompok yang nyerbu"
Kelompok yang 'nyerbu' in, lanjutnya, adalah GPK dan FUI