Sabtu, 01 Desember 2018

Harga Kopra Anjlok Sebagai Bentuk Pemiskinan Petani




CMYnews – Sabtu, 1 Desember 2018, Sekitar puluah orang mahasiswa-rakyat yang tergabung dalam Komite Perjuangan Rakyat  menggelar aksi longmarch  dari parkiran abubakar ali berjalan kaki sampai ke titik 0 km Malioboro Yogyakarta. Mereka meminta agar Negara dan rezim Jokowi-Jk  bertanggung jawab terhadap anjloknya harga kopra . Massa Aksi membawakan spanduk yang berisikan tema "Perkuat Persatuan Gerakan Rakyat Lawan Kapitalisme dan Laksanakan Reforma Agraria Sejati"

Pram salah satau masa aksi,  dalam orasi politik menyampaikan bahwa anjloknya harga kopra di sebabkan oleh negara  yang semakin massif meluaskan ekspansi perkubunan sawit, padahal kelapa (kopra) merupakan komoditas penting bagi petani namun karena logika Negara yang hanya berorientasi melindungi kepentingan kapitalisme global maka yang di utamakan adalah kepentingan korporasi tambang dan perkebunan sawit.

Menurut Alam salah satu masa aksi, Paket kebijakan ekonomi Jokowi-Jk dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), hanyalah untuk memuluskan kepentingan arus modal kapitalisme, bukan untuk menjawab kesejahteraan rakyat. Untuk itu rakyat Indonesia  Petani,Buruh,Mahasiswa,Kaum Miskin Kota, tidak boleh lagi menaruh harapan kepada penguasa maupun partai-partai politik karena merekalah yang kemudian membuat regulasi-regulasi yang memiskin rakyat. Untuk itu rakyat tertindas harus membangun kekuatan politik agar bisa mewujudkan Kemerdekaan, Keadilan, dan Kesetaraan.
Selang beberapa jam masa aksi tiba di 0 km , dan melakukan berbagai orasi politik menyampaikan bahwa Negara harus menaikkan harga kopra, karena kopra  adalah harga diri kami, dengan kopra kami bisa sekolah, untuk itu segera naikkan harga kopra. Beberapa menit kemudian masa aksi membentuk lingkaran besar di titik 0 km serta melakukan bordir, tepat pada jam 16.30 aparat kepolisian yogyakarta melakukan tindakan represifitas merampas ban mobil yang akan di bakar, memukuli masa aksi hingga salah satu masa aksi yang bernama (ARI) mengalami gangguan pendengaran. Masa aksi tetap bertahan kemudian Ari sebagai korban pemukulan aparat kepolisian mewakili Komite Perjuangan Rakyat dalam orasi politik menjelaskan bahwa kami mengecam keras tindakan represifitas yang di lakukan oleh aparat kepolisian terhadap seluruh rakyat yang sedang berjuang untuk kemerdekaan,keadilan, dan kesetaraan .

Sebelum menutup aksi , Komite Perjuangan Rakyat kemudian melakukan pembacaan sikap dengan tuntutan sebagai berikut :

1.        Naikkan Harga Kopra dengan melibatkan Petani Kelapa sebagai produsen utama yang memiliki hak untuk menentukan harga layak dari hasil produksinya.
2.        Laksanakan reforma agrarian yang termaktub dalam UU Pokok Agraria 5/1960
3.        Cabut 16 paket kebijakan ekonomi Jokowi-Jk. Paket-paket ekonomi ini hanya berprospek pada ekonomi neoliberal yang tak sanggup memberikan jaminan kesejahteraan pada rakyat.
4.        Tolak ekspansi perusahaan sawit dan tambang. Kehadiran sawit dan tambang hanya menjadi malapetaka bagi hilangnya ruang hidup, hancurnya ekosistem dan eksploitasi rakyat sekitar.
5.        Perkuat regulasi tentang petani dan komoditi pertanian di subseckor holticultural dan pertanian perkebunan rakyat. Adalah sebuah keharusan Negara dalam menjamin subsisidi untuk petani, teknologi yang maju, distribusi/transportasi yang murah,menghapus tengkulak,pengetahuan tentang produksi komuditas, dan permodalan,Regulasi ini harus hadir dari level nasional hingga daerah.
6.        Mengecam keras pembiaraan tindakan premanisme terhdap gerakan rakyat
7.        Mendesak Kapolda Maluku Utara mengusut tuntas kepolisian yang melakukan represifitas terhadap mahasiswa dan rakyat Maluku utara.
8.        Mengecam kapolda Sulawesi utara atas pembiaraan tindakan repreisfitas aparat terhadap gerakan mahasiswa
9.        Mendesak kapolri untuk mencabut jabatan kapolda Maluku utara
Komite Perjuangan Rakyat Juga menyerukan Solusi :
1.        Berikan Akses Reform terhadap petani dalam bentuk koperasi yang berbasis ekonomi kerakyatan.
2.        Bangun Industri Perkebunan yang di kontrol langsung oleh rakyat
Bangun organisasi petani kelapa sebagai sebuah alat perjuangan petani melawan pemiskinan structural yang di lakukan penguasa dan pengusaha