Kamis, 10 Agustus 2017

Tolak DO 22 Mahasiswa Up45 Jogja, Mahasiswa-Rakyat Jogja Bersatu!





Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta hari ini - (10/08/2017) Mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi ekstra maupun intra serta gerakan rakyat yang ada di Yogyakarta, melakukan aksi longmars dari parkiran Abubakar Ali sampai ke DPRD Yogyakarta sambil membawa keranda mayat sebagi simbol telah matinya hati nurani rektor dan demokrasi di kampus. Untuk menyuarakan berbagai persoalan yang terjadi di dunia pendidikan mulai dari kapitalisasi pendidikan dan pengekangan ruang demokrasikampus. Terkhususnya di daerah Istemewa Yogyakarta yang katanya Kota pendidikan tetapi apa yang terjadi Rektor Universitas Proklamasi telah melakukan kejahatan kemanusiaan dengan mendrop out 22 mahasiswa UP45 Yogyakarta.. Aksi yang digelar kali ini, berbagai organisasi bergabung dengan Aliansi Mahasiswa Solidaraitas Universtas Proklamasi.

Aksi yang di mulai pukul 10.00 (pagi) mengangkat tema “Bangun persatuan mahaiswa-rakyat lawan kapitalisasi pendidikan dan pengekangan ruang demokrasi di kampus”. Menurut koordinator lapangan kawan Faturahaman, isu yang diangkat soal pendidikan di Indonesia dan pembungkaman demokrasi di kampus ,Soal mahasiswa Universitas proklamasi yang di Drop out secara tidak manusiawi oleh rektornya sendiri padahal mahasiswa hanya meminta tranparansi anggaran tetapi dengan bobroknya sisitem biorkarasi yang sekedar ingin mengakumulasi modal dengan seenaknya melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan. Dalam orasi yang disampaikan bahwa aksi di lakukan pada hari ini bukan sekedar aksi main main tapi serius daalam hal mengawal persoalaan-persolan di kampus terkhsusunya didunia pendidikan. Tapi menurutnya bahwa Negara telah melepaskan tanggung jawab terhadap pendidikan, terutama di perguruan tinggi maka dengan itu kampus seenaknya membuat kebijakan-kebijakan yang anti terhadap mahasiswa terbukti salah satunya di Kampus Universitas Proklamasi 45 Rektor dengan semena-mena melakukan Drop Out 22 mahasiswa yang menuntut tranparansi anggaran, bukan saja kampus UP45 tetapi berbagai kampus di Indonesia mahasiswa mengalami nasib yang sama.


Kawan Junaidi, dari Mahasiswa Universitas Proklamasi yang Juga didrop out juga menyampaikan kritik terhadap rektor Universitas Proklamasi. Menurutnya,tindakan rektor mencederai demokrasi dan melakukan pembungkaman terhadap aspirasi mahasiswa serta telah merampas hak kemanusiaan dari mahasiswa.

Ali salah satu massa aksi dalam orasinya, pengekangan ruang demokrasi yang dilakukan oleh Rektor Universitas Proklamasi 45 merupakan wujud dari sisitem pendidikan di Negara ini yang tidak lagi pro terhadap rakyat  juga menuturkan, UU no 20 tahun 2003  dan UU Perguruan Tinggi no 12 tahun 2012 yang kemudian memuluskan liberalisasi di dunia pendidikan. Dampaknya dari biaya kulia yang mahal, kurikulum yang tidak ilmiah ,serta menjadikan kampus hanya sebatas lahan bisnis untuk mengakumulasi modal.

Ketika ditanya apa yang harus di lakukan, dengan lantang suara menyampaikan bahwa perjuangan pendidikan harus menjadi bagian juga dari perjuangan rakyat karena merupakan satu serangkaian yang sama dalam  penindasan kapitalisme. Gerakan mahasiswa harus menjadi gerakan yang independent, tidak lagi harus melakukan elaborasi dengan elit-elit politik, gerakan mahasiswa harus bersatu dengan rakyat tertindas lainya karena mustahil perjuangan pendidikan jika hanya di lakukan oleh mahsiswa. Dengan persatuan rakyat maka perjuangan mewujdkan pendidikan gratis,ilmiah,demokratis dan bervisi kerakyatan akan di menangkan. Dengan tegas mengecam dan mengutuk keras tindakan Rektor UP45.

Sementara itu, massa terus meneriakkan hidup mahasiswa,hidup buruh,hidup petani,hidup kaum miskin kota,hidup perempuan yang melawan diikuti dengan lagu darah juang, Aksi berjalan damai. Setelah bebebrapa jam menduduki gedung DPRD Yogyakarta meminta agar DPRD menemui massa aksi pun berhasil di lakukan walaupun hanya perwakilan dari humas. Dengan memberikan surat kesepamahaman agar DPRD dapat memanggil Kopertis wilayah lima dan rektor Universitas Proklamasi 45 di terima oleh perwakilan DPRD dengan bersikap akan berjanji melanjutkan ke DPRD agar sesegera mungkin di tindak lanjut. Jika tidak di realisasikan oleh DPRD, massa aksi akan kembali dengan massa yang lebih besar (Coretan Merah)