Aksi yang di mulai pukul 10.00 (pagi) mengangkat tema “Bangun
persatuan mahaiswa-rakyat lawan kapitalisasi pendidikan dan pengekangan ruang
demokrasi di kampus”. Menurut koordinator lapangan kawan Faturahaman, isu yang
diangkat soal pendidikan di Indonesia dan pembungkaman demokrasi di kampus
,Soal mahasiswa Universitas proklamasi yang di Drop out secara tidak manusiawi
oleh rektornya sendiri padahal mahasiswa hanya meminta tranparansi anggaran
tetapi dengan bobroknya sisitem biorkarasi yang sekedar ingin mengakumulasi
modal dengan seenaknya melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan. Dalam orasi
yang disampaikan bahwa aksi di lakukan pada hari ini bukan sekedar aksi main
main tapi serius daalam hal mengawal persoalaan-persolan di kampus terkhsusunya
didunia pendidikan. Tapi menurutnya bahwa Negara telah melepaskan tanggung
jawab terhadap pendidikan, terutama di perguruan tinggi maka dengan itu kampus
seenaknya membuat kebijakan-kebijakan yang anti terhadap mahasiswa terbukti salah
satunya di Kampus Universitas Proklamasi 45 Rektor dengan semena-mena melakukan
Drop Out 22 mahasiswa yang menuntut tranparansi anggaran, bukan saja kampus
UP45 tetapi berbagai kampus di Indonesia mahasiswa mengalami nasib yang sama.
Kawan Junaidi, dari Mahasiswa Universitas Proklamasi yang Juga didrop out juga menyampaikan kritik terhadap rektor Universitas
Proklamasi. Menurutnya,tindakan rektor mencederai demokrasi dan melakukan
pembungkaman terhadap aspirasi mahasiswa serta telah merampas hak kemanusiaan
dari mahasiswa.
Ali salah satu massa aksi dalam orasinya, pengekangan ruang
demokrasi yang dilakukan oleh Rektor Universitas Proklamasi 45 merupakan wujud
dari sisitem pendidikan di Negara ini yang tidak lagi pro terhadap rakyat juga menuturkan, UU no 20 tahun 2003 dan UU Perguruan Tinggi no 12 tahun 2012 yang
kemudian memuluskan liberalisasi di dunia pendidikan. Dampaknya dari biaya
kulia yang mahal, kurikulum yang tidak ilmiah ,serta menjadikan kampus hanya
sebatas lahan bisnis untuk mengakumulasi modal.
Ketika ditanya apa yang harus di lakukan, dengan lantang suara
menyampaikan bahwa perjuangan pendidikan harus menjadi bagian juga dari
perjuangan rakyat karena merupakan satu serangkaian yang sama dalam penindasan kapitalisme. Gerakan mahasiswa
harus menjadi gerakan yang independent, tidak lagi harus melakukan elaborasi
dengan elit-elit politik, gerakan mahasiswa harus bersatu dengan rakyat
tertindas lainya karena mustahil perjuangan pendidikan jika hanya di lakukan
oleh mahsiswa. Dengan persatuan rakyat maka perjuangan mewujdkan pendidikan
gratis,ilmiah,demokratis dan bervisi kerakyatan akan di menangkan. Dengan tegas
mengecam dan mengutuk keras tindakan Rektor UP45.
Sementara itu, massa
terus meneriakkan hidup mahasiswa,hidup buruh,hidup petani,hidup kaum miskin
kota,hidup perempuan yang melawan diikuti dengan lagu darah juang, Aksi
berjalan damai. Setelah bebebrapa jam menduduki gedung DPRD Yogyakarta meminta
agar DPRD menemui massa aksi pun berhasil di lakukan walaupun hanya perwakilan
dari humas. Dengan memberikan surat kesepamahaman agar DPRD dapat memanggil
Kopertis wilayah lima dan rektor Universitas Proklamasi 45 di terima oleh
perwakilan DPRD dengan bersikap akan berjanji melanjutkan ke DPRD agar sesegera
mungkin di tindak lanjut.
Jika tidak di realisasikan oleh DPRD, massa aksi akan kembali dengan massa yang
lebih besar (Coretan Merah)